Malam Biarlah Menjadi Malam
Posted by seventhsky
on
10/22/2003 10:11:00 PM
malam biarlah menjadi malam
merangkul kesunyian dalam kegelapan
desah desah lirih angin berbisik
membawa selimut dingin pada setiap jiwa
menggeliat-geliat coba cari kehangatan
tak urung berserakan dalam gulungan waktu
desir nadi menyelinap takut-takut dalam raga
berpangkal dari bilik jantung bermuara dalam hampa
berdetak lembut dalam setiap kerlingan bintang
menguap di setiap hembusan nafas keluar dari dada
musnah di udara
kelopak mata sayu satu-satu
enggan terpejam coba pudarkan rasa yang meraja
tak jua lepas hilang ke angkasa gulita
hanya semakin berat hinggap di bahu sesak di dada
menimpa bulu-bulu kuduk yang sedang menggigil
meresap merasuk di helai demi helai
langsung menyapu hati dengan satu warna : hitam kelam
derit-derit di benak penuh karat dan kerak merah dan abu-abu
tersingkap dalam raungan kesepian mengais akar kesadaran
sementara embun kian menggumpal meluncur dari ranting dan dedaunan
tak jua menjadi putih ataupun benderang
ketegaran hanya sebatas kata yang terlepas dari genggaman
yang telah usang lapuk dimakan kegetiran dan kegalauan
kesunyian tak terusik telah duduk di singgasana dengan sombonh dan pongah
sementara tonggak-tonggak nyaris patah menahan temaram yang kian pekat
di antara hembusan nafas yang telah berubah asam
di antara detak detak yang yang telah terdengar sumbang
di antara bayang-bayang hitam yang teramat hitam
terikat erat oleh rantai kesunyian bersama sang kelam
terhisap dalam kisaran tempo perlahan-lahan tenggelam dalam-dalam
malam biarlah menjadi malam
duduk termangu diam membisu terkejap kejap pedih di mata
malam biarlah menjadi malam
sesuatu tiada kan membuat satu dua perbedaan
karna aku telah tenggelam dalam gulita jauh sebelum malam tiba
"Malam Biarlah Menjadi Malam"
(MBdk22102003 into midnight)
(far and away from my light)
-{RH}-
Rudi Hartanto
merangkul kesunyian dalam kegelapan
desah desah lirih angin berbisik
membawa selimut dingin pada setiap jiwa
menggeliat-geliat coba cari kehangatan
tak urung berserakan dalam gulungan waktu
desir nadi menyelinap takut-takut dalam raga
berpangkal dari bilik jantung bermuara dalam hampa
berdetak lembut dalam setiap kerlingan bintang
menguap di setiap hembusan nafas keluar dari dada
musnah di udara
kelopak mata sayu satu-satu
enggan terpejam coba pudarkan rasa yang meraja
tak jua lepas hilang ke angkasa gulita
hanya semakin berat hinggap di bahu sesak di dada
menimpa bulu-bulu kuduk yang sedang menggigil
meresap merasuk di helai demi helai
langsung menyapu hati dengan satu warna : hitam kelam
derit-derit di benak penuh karat dan kerak merah dan abu-abu
tersingkap dalam raungan kesepian mengais akar kesadaran
sementara embun kian menggumpal meluncur dari ranting dan dedaunan
tak jua menjadi putih ataupun benderang
ketegaran hanya sebatas kata yang terlepas dari genggaman
yang telah usang lapuk dimakan kegetiran dan kegalauan
kesunyian tak terusik telah duduk di singgasana dengan sombonh dan pongah
sementara tonggak-tonggak nyaris patah menahan temaram yang kian pekat
di antara hembusan nafas yang telah berubah asam
di antara detak detak yang yang telah terdengar sumbang
di antara bayang-bayang hitam yang teramat hitam
terikat erat oleh rantai kesunyian bersama sang kelam
terhisap dalam kisaran tempo perlahan-lahan tenggelam dalam-dalam
malam biarlah menjadi malam
duduk termangu diam membisu terkejap kejap pedih di mata
malam biarlah menjadi malam
sesuatu tiada kan membuat satu dua perbedaan
karna aku telah tenggelam dalam gulita jauh sebelum malam tiba
"Malam Biarlah Menjadi Malam"
(MBdk22102003 into midnight)
(far and away from my light)
-{RH}-
Rudi Hartanto